Friday, July 31, 2015

Discover Bangkok

Kota pilihan yang saya tuju kali ini adalah Bangkok. Ya, Bangkok adalah kota dengan pengunjung wisatawan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dan saya mulai penasaran seperti apa Bangkok itu sampai digilai wisatawan mancanegara. 

This time I choose Bangkok for my travel destination. Ya, because too many people says that Bangkok was so convenience and they are coming back to Bangkok not only for 1 time. Than I think it's better to see something once than to hear about it. 

Saya berangkat dari Singapore dengan maskapai Tigerair tujuan Suvarnabhumi Airport. Perlu diketahui ada 2 bandara di Bangkok, Don Muang dan Suvarnabhumi. Don Muang adalah airport yang kebanyakan digunakan oleh low cost airlines seperti Air Asia misalnya, namun transport dari Don Muang menuju pusat kota hanya bisa dilakukan dengan bus umum atau taxi.  Sedangkan Suvarnabhumi adalah airport utama Bangkok dimana ada link langsung MRT menuju pusat kota sehingga lebih mudah di akses oleh para turis. 

I start my journey from Singapore with Tigerair with destination Suvarnabhumi Airport. You need to know that there are two airport in Bangkok, Suvarnabhumi and Don Muang. Don Muang was the airport for low cost airlines like Air Asia for example, but the access to the city is only by bus or taxi. Suvarnabhumi was the bigger airport that has airport rail link to city, more convenience for tourist. 

Jalur MRT Bangkok dibagi menjadi 2 yaitu BTS dan MRT. Cara membedakan-nya adalah BTS adalah jenis MRT yang ada di atas jembatan sedangkan yang disebut MRT di Bangkok adalah MRT bawah tanah. Karena beda sistem maka jika anda ganti stasiun antar MRT ke BTS atau sebaliknya anda harus keluar stasiun dan beli tiket baru. Ada beberapa  interchange point antar MRT dan BTS namun dengan nama stasiun yang berbeda jadi jangan bingung, anda akan mengerti setelah mencobanya sekali :) 

There are two kind of MRT in Bangkok. MRT and BTS. BTS was kind of MRT in high bridge railway and MRT was the underground MRT. There are some interchange station between MRT and BTS but with different station name and you must exit MRT first and buy a new ticket to enter BTS, vice versa.  

Walaupun tidak bisa berbahasa Thailand tapi sebagian besar penduduk Thailand bisa berbahasa Inggris untuk komunikasi dengan kita kalau tidak bisa pun bahasa tubuh juga bisa digunakan dan orang yang saya temui ramah - ramah. Jadi tidak usah takut untuk bertanya. 

Even you can't speak Thai language but you must be happy that most of the people in Thailand can speak English, at least simple English and they are so kind so don't be afraid to ask.

Sewaktu nyasar pun saya bertanya dengan tukang ojek yang ada di pinggir jalan dengan bahasa tubuh dan ia menjawabnya dengan bahasa tubuh pula, perempatan belok kiri, jari yang membentuk + dan nunjuk ke kiri. Terimakasih Mister for your help!  :)

Tujuan pertama saya adalah Asiatique. Asiatique adalah night market yang menawarkan berbagai restaurant dan sejumlah boutique tentunya dengan pemandangan yang indah. Asiatique buka dari jam 17:00 - 24:00, aksesnya sangat convenience, dari BTS Sapan Taksin Exit 2 keluar dan di sebelah kiri ada antrian panjang dan awak kapal yang meneriakan Asiatique Asiatique, jika anda takut salah dengar, lihatlah di kapal yang ada bendera Asiatiquenya. Naik dan FREE of charge. Lama perjalanan sekitar 15 menit. 

First destination is Asiatique. Asiatique was a night market with many boutique and restaurant and also with good view. It opens from 17:00 - 24:00. How to get there? From BTS Sapan Taksin Exit 2 keep walking on left and there is long queue, wait the FREE shuttle boat with flag Asiatique. After 15 minutes you will be at Asiatique. 













Datang ke Thailand tentunya tidah sah bila tidak mengunjungi Grand Palace. Grand Palace, Wat Pho, dan Wat Arun terletak di satu daerah yang saling berdekatan jadi anda cukup mengosongkan waktu 1 hari untuk keliling disini. Akses menuju tempat berikut adalah dengan public boat, yaitu dari BTS Sapan Taksin Exit 2 keluar menuju Central Pier, kalau boat menuju Asiatique di kiri, ini ada di kanannya, naik Chao Phraya Express Boat, yang ada bendera orange di atas kapal, dan turun di Ta Chang Pier. Ongkos untuk boat adalah THB 15/way, bisa dibayar di atas kapal saat petugas lewat dan anda akan diberikan sepotong kertas cilik sebagai karcis pertanda sudah bayar.

Grand Palace was the icon of Thailand, to get there you need to access via public boat. From BTS Sapan Taksin Exit 2, walk to Central Pier, take a boat with orange flag, get off at Ta Chang Pier. You need to pay THB 5 / way in boat when the guard come to collect ticket. 

Begitu sampai di Ta Chang Pier, anda akan melewati jalanan pasar kecil yang menjual jus buah dan barang - barang kecil lainnya, lalu setelah itu menyebrang jalan dan ikuti tembok putih yang besar dan panjang itu dan anda akan menemukan pintu masuk Grand Palace. Tiket masuk Grand Palace adalah THB 500/person.

After you arrived at Ta Chang Pier, walk cross small traditional market that sell juice, fruit, and many small stuff, then cross the road, follow the high white wall until you see entrance. Enter and get the ticket for THB 500/person. 


Follow this white wall.








Setelah puas foto - foto di Grand Palace, saya pun menuju Tha Tien Pier dengan berjalan kaki kira - kira 15 menit, dari Ta Tien Pier saya naik kapal lagi untuk menyebrang ke Wat Arun, ongkos kapal seharga THB 3/way dibeli di loket saat anda akan naik kapal.

Next stop is Wat Arun. From Grand Palace walk to Tha Tien Pier about 15 menit, take a boat for THB 3/way to cross the river to Wat Arun. 









Setelah kembali dari Wat Arun saya pun menuju patung Buddha tidur, tiket masuk seharga THB 100/person, dan anda bisa menukarkan tiket tersebut dengan free cold mineral water.

After coming back from Wat Arun, I go to the Sleeping Buddha, THB 100 / person for entrance fee and you can get free cold mineral water.




Dan terakhir sebagai penutup, ini makanan favorit saya di Thailand, sejenis kwetiaw goreng yang disebut Pad Thai :) So so so delicious. 









Saturday, July 25, 2015

Kebun Raya Bogor

Ini pertama kali nya saya naik kereta api di Indonesia. Sekitar jam 8.30 pagi kami pergi antri di loket Stasiun Jakarta Kota, harga tiket Jakarta - Bogor adalah IDR 5.000,- sekali jalan dengan waktu tempuh selama 2 jam. Cukup lama bukan? Tadinya saya pikir Jakarta - Bogor palingan hanya 1 jam lebih kan kereta api tidak akan terjebak macet tapi ternyata lama juga. Selama perjalanan kereta melewati Manggarai, Depok, Universitas Indonesia dan terakhir berhenti di stasiun tujuan yaitu Bogor. Kereta api kelas ekonomi ini tak seburuk yang saya bayangkan, ada AC dan tempat duduk namun priority seat nampaknya tidak berpengaruh, siapa cepat dia dapat jadi begitu kereta datang anda harus cepat2 mencari bangku kosong. Berhubung masih dalam suasana lebaran, penumpang di stasiun Jakarta Kota tidak padat, jadi lumayan lancar.

Begitu tiba di Bogor, wow!!!, sangat padat bak lautan manusia, dorong sana sini dan jalan menuju pintu keluar pun muter - muter. Dari kereta sampai di stasiun sampai saya berhasil keluar dari stasiun untuk naik angkot saya menghabiskan waktu 30 menit.


 Suasana Stasiun Bogor


Tujuan saya kali ini adalah ke Kebun Raya Bogor. Begitu berhasil keluar dari stasiun kami langsung naik angkot yang menyerukan kebun raya kebun raya.

Ternyata jarak dari stasiun ke Kebun Raya dekat sekali tidak sampai 5 menit di angkot sudah sampai dan dikenakan ongkos IDR 4.000,- per orang jadi lebih baik cari peta dahulu dan berjalan kaki saja.

Entrance fee untuk Kebun Raya adalah IDR 15.000,-/orang. Jika anda tidak punya tatakan duduk, di pintu masuk banyak pedagang yang menawarkan terpal untuk duduk seharga IDR 10.000,-. Di dalam kebun tersedia pedagang makanan yang berjualan aneka makanan kecil sampai nasi kotak. Dan setelah berkeliling kebun yang besar ini saya hanya menemukan satu drinking fountain untuk isi ulang air. Jadi jangan buang botol aqua yang anda bawa karena bisa diisi ulang ketika anda menemukanya.




Looking for Jokowi :)

Kapok naik kereta ke bogor? Hmmm, tidak, mungkin saya akan mencoba naik kereta lagi di Indonesia dengan tujuan lain. Perjalanan saya kali ini adalah perjalanan paling irit selama ini :D 


Thursday, July 9, 2015

Tian Tian Hainanese Chicken Rice | Singapore

Sebagai penggemar nasi hainam, tentu saja saya tidak boleh melewatkan memburu nasi hainam ketika di Singapore. Terkenal dengan nasi hainam yang enak, di Singapore memang banyak sekali restaurant yang menyediakan menu ini. Kali ini sesuai dengan rekomen dari kiri kanan saya, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba Tian Tian Hainanese Chicken Rice yang konon katanya nomor 1 di Singapore. 

If you're a fan of Hainanese Chicken Rice, come to Singapore is one great decision. While in Singapore let's try local dishes. This time I want to try Tian Tian Hainanese Chicken Rice, that recommend by my friend, they say it is the number one of hainanese chicken rice in Singapore. 

Setelah saya google, ternyata ada 3 toko Tian Tian di Singapore, namun tempat yang paling convenience adalah di Maxwell Food Centre yang berada di belakang China Town. 

After googling, found Tian Tian has 3 store in Singapore but the most convenience was in Maxwell Food Centre those located near China town. As you can see on the map below. 

Begitu sampai di Maxwell Food Centre, anda cukup mencari kios yang antrian-nya paling panjang dan ikut mengantri. Harga sepiring hainan chicken rice adalah SGD3.50 dan chicken drumstick rice adalah SGD4.20. 

Once you enter Maxwell, just found the store those has long queue. Chicken rice for SGD3.50 and chicken drumstick rice for SGD4.20. Since I don't like drumstick, I order a plate of chicken rice. 

I order Hainan Chicken Rice 
Dan tentunya sejak saya melihat antrian yang panjang itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Daging-nya empuk dan lembut begitu juga nasinya yang sangat harum dengan bumbunya. Dan yang tidak boleh terlewatkan adalah sambal-nya. 

The most important thing is dont forget to ask for the chili, it taste so good and delicious. I'll be coming back again.