Saturday, April 8, 2023

Gimana biar punya karir yang keren?

Finally after months bisa ada waktu buat duduk tenang dan nulis lagi --- so happy inside. Sesuai dengan janji aku di instastory beberapa waktu lalu kali ini mau bahas tentang per-karir-an, apa sih yang mau dibahas? Sebenernya lebih ke sharing update sih, ada 2 point of view yang aku mau sharing kali ini, pertama dari sudut pandang ortu akan karir anaknya, kedua tentang pertanyaan yang lately dateng ke aku yaitu gimana biar tau karir apa yang ingin dituju. 

Oh iya aku akhirnya bikin menu Career & Path biar kalian kalo mau baca lebih gampang buat liat kumpulan tulisan - tulisan tentang karir, pekerjaan, dan teman - temannya. Klik sini ya. 

Nah kalian bisa klik di menu tab : Career & Path

Yang keren ke Europe, Amrik, Aussie, Singapore, atau China Taiwan sih kalau kerja? 

Well, ini aku langsung bisa asumsi yang nanya belum open minded dan kurang "main" ke luar zona-nya, hehe, mon maap tapi ini pertanyaan yang most-likely akan di tanya sama orang yang men-generalisir istilah kerja di luar negeri. 

Ini jawaban aku : 

1. Keren itu kan nempel di manusia-nya ya ges, bukan di country-nya. Coba deh misal ditanya keren-an mana jadi CEO di Taiwan apa jadi staff di Europe? Keren-an mana jadi professional di Indo sama jadi admin di Taiwan? 

Gini ya, kalo kamu mau tanya kerenan mana, menurutku itu tergantung jadi apa & orangnya seperti apa dulu. Susah kalo kamu cuman liat negara-nya maju aja, kalo negara-nya maju lalu seantero orang yang kerja di negara itu pasti makmur semua? Nggak kan. 

Kalo negara berkembang,  lalu apakah di Indo gak banyak orang - orang pinter yang melambung karirnya yang keren banget? 

2. Kenapa aku bilang yang nanya itu orang yang kurang "main" ke luar zona-nya, karena masing - masing negara punya "market"-nya sendiri. Coba ya orang yang fasih bahasa inggris gak bisa mandarin, terus kamu bilang eh kerenan kerja di China tau cap cis cus, ya itu gak akan masuk di dia karena dia gak bisa mandarin lalu gimana dia bisa "merangkak" dengan cepat? Komunikasi aja susah. Lalu kalo dia orang yang fasih mandarin terus kamu bilang, ah China mah gak keren, yang keren itu di Europe, itu namanya kamu ngomong ke ikan, yang keren itu manjat pohon, ngomong ke monyet, yang keren itu berenang. 

Kalo orang yang cuman pernah liat ikan berenang, gak pernah liat monyet manjat, sekali dia liat monyet manjat dia akan bilang, ah lu gak keren, tuh kerenan mah berenang ---- ngerti kan sekarang kenapa aku bilang orang seperti ini kurang "main" 

3. Jadi jawaban aku adalah : Kenali plus minus diri kamu dan kembangkan sesuai tempatnya. Contoh ya aku gak akan tertarik berkembang di Jerman misalnya, karena aku bahasanya aja gak paham, kenapa aku gak berusaha untuk berkembang di tempat yang aku emang bisa berkembang dan bukan malah mencoba hal yang emang bukan ranah aku dan cuman wasting time gak berarah?

Aku gak tau nih aku mau kerja apa dan ngapain? 

Hmmm, ya aku juga gak tau ges kan kalian sendiri aja gak tau kalian maunya apa haha. Gini ya, aku sering bilang ke team aku kalo kamu sendiri gak tau kamu maunya apa yang gak ada yang bisa bantu even kamu juga gak bisa bantu diri kamu sendiri. Lah orang gak tau maunya apa ya berarti apapun yang kamu kerjakan juga sia - sia sebenernya. 

Gini ibarat kamu mau pergi ke kota A, berarti usaha kamu dari naik bis naik kereta jalan kaki semua akan mengarah ke si kota A dong biar makin lama makin deket kota A, cepet sampai. 

Nah sekarang kamu kan gak tau mau ke kota mana jadi kamu naik bisa juga gatau arah yang mana kan, jadi yaudah sia - sia aja dong entah udah naik bis dari utara ke barat, eh naik kereta barat ke utara lagi yaudah muter - muter aja. 

Jadi, kamu harus tau dulu apa yang ingin kamu capai baru step by step melangkah kesana. 

Kalo kerja itu company-nya harus yang besar ke makin besar dong ya, kalo gak namanya karir turun?

Nah ini sebenernya tergantung apa yang kamu kejar. Pride kah, benefit kah, kenyamanan kah, pulang cepet kah? Jadi harus clear dulu yang kamu mau apa. Kalo misal emang yang kamu kejar adalah pride di perusahaan besar, ya walau dapet benefit lebih besar di start-up kamu gak akan happy, vice versa. 

Apa blocker para milenial zaman now dalam karir?

Terlalu terpaku dengan yang keren tapi bukan yang realistis. Lately sering baca gak banyak korban lay-off dari company tech start-up or ecommerce dan temen - temennya yang after lay-off susah dapet kerja. Nah menurut pengalamanku kemarin interview beberapa orang yang sejenis : 

1. Bisa kamu beruntung dengan segala idealisme kamu dapet kerjaan yang kemarin. Kemarin adalah kemarin, setiap era masa-nya beda. Kemarin ecommerce lagi "bakar duit", lalu apakah selamanya akan di era itu? Ya realistis aja apa yang kamu minta sebanding gak sama apa yang kamu bisa kasih? 

2. Kebanyakan kemakan doktrin idealisme : Harusnya ABCDE baru deh kita bisa deliver sesuatu yang bagus. Lalu apakah jaminan kamu bisa deliver sesuatu yang bagus? Itu kayak ibarat : Mak kasih pen parker crayon lengkap cat air lengkap baru saya bisa sekolah nilai bagus. 

3. Ingin yang terlihat indah sebagai pride tapi gak realistis. Coba posisikan diri kamu as the founder or your lead what you will do when you see someone like you? Nah lakukan itu dan kamu akan menemukan jawabannya.