Keseharian saya selama sebulan ini pun tidak jauh dari pergi interview, lempar CV, mencari job vacancy, menerima telpon, dan menantikan email balasan. Bulan ini saya habiskan untuk mencari intern job. Benar - benar tidak mudah, pertama banyak perusahaan besar yang sudah mulai buka lowongan dari bulan Juni, kedua saya ingin pekerjaan yang dapat memberikan saya kesempatan untuk belajar banyak bukan hanya sebagai seorang part-timer, dan yang ketiga because I'm a foreign.
Selama 1 bulan ini saya telah melempar 350 CV di kantor yang berbeda dan di bidang yang berbeda pula, menerima lebih dari 30 telepon panggilan, dan berinterview di 9 perusahaan.
Perusahaan pertama yang bergerak di bidang logistic setelah saya dipanggil dan mengerti job desk saya tidak tertarik untuk bekerja dengan job desk part-timer yang hanya angkatin telepon dan translate.
Selanjutnya saya interview dan bertemu dengan berbagai bos yang unik. Mulai dari bos yang memanggil saya untuk interview dan saat saya datang hujan besar dan basah semua dan ia cuman meladeni saya 5 menit melihat CV saya yang bukan local dan bilang "Maaf, perusahaan saya tidak bisa menerima kamu, menurut saya kamu lebih pantas di perusahaan yang lebih baik." Well, anda sendiri tidak percaya dengan kemampuan kantor anda? Penolakan macam apa ini?
But, pulang dari kantor yang membuat saya kesal karena jelas - jelas di CV yang saya kirim tercantum nationality saya, apakah anda tidak bisa menghargai waktu orang lain? Setelah menghabiskan sebatang ice cream cokelat, saya pun menjadi bersemangat kembali untuk mencari pekerjaan selanjutnya. Karena kesal saya pun mulai meninggikan diri saja melempar CV ke job vacancy yang lebih tinggi standard-nya seperti yang mencari full timer lah yang punya pengalaman kerja 1 tahun lah, etc.
Panggilan interview selanjutnya di sebuah perusahaan kosmetik Hongkong yang based in Taiwan yang ternama. Saya datang dan saya lumayan tertarik, namun saya pun di PHP, ia tak kunjung mengabari saya.
Singkat cerita sampailah saya di interview ke-7 saya, saya tertarik dengan job desknya namun karena tidak bisa bertemu dengan bos jadi katanya saya akan dikabari selanjutnya.
Ditengah - tengah ada 1 perusahaan yang menelepon saya dan ingin saya datang interview keesokan harinya. Entah mengapa pas sekali hari itu saya sedang contact dengan teman yang sebenarnya jarang saya contact dan ternyata itu bekas perusahaan dia. Setelah mendengar isi kantor dan job desk tersebut ia menyarankan saya agar jangan sampai masuk ke kantor tersebut.
Keesokan harinya saya sakit perut dan akhirnya membatalkan jadwal interview tersebut. Wow perlindungan Tuhan ajaib. Padahal asalnya saya tertarik sekali dengan kantor tersebut.
Lika liku kisah mencari pekerjaan saya pun belum selesai. Air mata yang saya habiskan mungkin sudah bisa dijadikan air PAM (lebay). Saya terus - terusan bertanya apa yang salah dengan CV saya, kok susah banget cari kerja, dan udah mau masuk sekolah, udah mau apply intern, masa belum ketemu juga kerjaan-nya.
Karena tidak kunjung dikabari oleh perusahaan ke-7 tersebut saya lanjut interview, kantor ke-8 saya tidak begitu tertarik sebenarnya karena saya ingin di kantor ke-7 tersebut namun karena belum kunjung diberi kabar saya-pun datang interview di kantor tersebut.
Interview di kantor ini saya benar - benar tidak mempersiapkan apa - apa dan lagi - lagi hujan yang sangat besar sampai warna sepatu saya pun berubah. Ok, well, gua gak mau kesini lagi.
Kantor ke-9 adalah kantor dengan letak yang amat jauh namun kantor yang paling saya suka job desk nya. Namun lagi - lagi karena ini adalah kantor besar ia tidak bisa memberikan jawaban langsung tapi responnya sangat positive.
Hati saya pun terpanggil ke kantor terakhir ini. Namun si kantor ke-8 yang membuat warna sepatu saya berubah tersebut terus - terus menelepon saya untuk interview selanjutnya dengan bos besar. Karena saya tidak ingin di cap jelek, akhirnya saya kembali ke kantor tersebut.
Begitu datang saya bertemu dengan istri bos, kurang dari 10 menit saya langsung di terima. Sontak saya terkejut karena saya masih menantikan jawaban kantor terakhir yang saya suka. Lalu istri bos pun memanggil suami nya yaitu si bos besar untuk berbicara dengan saya. Dan sampai saya mau masuk lift pun mereka terus - terusan berharap saya bisa secepatnya bekerja. Lalu saya bilang saya akan kasih jawaban 2 hari kedepan.
Saya pulang ke rumah, menanyakan hasil dari kantor ke-7 dan kantor terakhir. Kantor ke-7 menjawab saya bisa mulai kerja tahun depan.
Harapan saya si kantor terakhir. Saya pun uring - uringan di kasur sambil ngomong tak hentinya, Tuhan gimana nihhhh, duhhh kantor ke-8 itu ga suka banget. Tapi saya terus - terusan mendengar suara yang menyuruh saya masuk ke kantor ke-8 tersebut. I'm not a very spiritual person, but I tell what I feel. :)
Akhirnya kantor terakhir pun menjawab bahwa mereka prefer contract. Fix dengan takut tapi saya ingin mengikuti suara hati saya, saya pun menjawab kantor ke-8 itu dan akan mulai kerja keesokan harinya. Saya pun tenang walaupun sebenarnya saya tidak suka dengan kantor tersebut.
1 minggu pertama saya benar - benar tidak suka dengan pekerjaan ini namun saya tetap mengerjakan pekerjaan tersebut. If you wanna do, do your best.
5 months later
Saat ini adalah bulan ke-5 saya di kantor yang dipilihkan buat saya. What I feel? Feel so good and so lucky and again God's choice never wrong.
Walaupun saya masuk sebagai seorang mahasiswa intern, namun saya mendapat salary disini, more than sebuah pekerjaan internship di luar sana bahkan bisa sebanding dengan seorang full-timer. Semester depan karena jadwal kuliah saya 1 hari saya pun bilang dengan kantor, and they give me chance to going back to campus. Surprise Surprise!!!
Job desk saya lebih dari job desk yang saya lihat di iklan job vacancy lalu. More than that, but I'm happy I can learn many things. Walaupun asalnya saya tidak suka dengan job desk ini namun ternyata saya diberikan kesempatan untuk mencoba banyak hal dan belajar banyak. Saya bisa menyalurkan hobi saya pula di pekerjaan ini.
Saya benar - benar belajar banyak hal di tempat ini. Saya belajar 跟對老闆很重要 which means, being lead with right leader is an important thing. Setelah beberapa waktu di kantor saya pun baru mengetahui background bos saya, setelah saya google dan membuat saya tak berkedip beberapa detik.
Karena tidak ada 100% pekerjaan yang kita ingini ada di dunia ini, so we must make what we have menjadi pekerjaan yang 100% we loved. Siapa tau pekerjaan yang tidak saya sukai ini ternyata memberikan saya kesempatan banyak untuk belajar hal yang saya sukai ini? Siapa tau ternyata saya bisa mendapat ijin kuliah tanpa dipotong gaji? Who knows pekerjaan yang sebenarnya mencari seorang full-timer dengan 1 tahun pengalaman kerja bisa memberikan saya kesempatan untuk intern. Only God knows.
People said "I've never met a strong person with an easy past.", but I think God said "He never let me walk in hard way without a purpose."
I feel so worth it to send that 350 CV, to pass that big rain, and to believe what I hear, cause if not, I'll never write this story and also I have no idea to brace up people that've same story with mine.
Dear people who are still confuse with tomorrow, if I could, so do you.
Friday, February 12, 2016
A 100% JOB
Labels:
BincangOragionality,
ChitChat
A random traveller who love road trip, nature, sight seeing, writing, and sharing. Enthusiast with Chinese lecturer & heritage culture, love to share faith journey experience. Sharing is caring. We're blessed to bless others.
Subscribe to:
Posts (Atom)