Seperti layaknya kupu - kupu yang lahir dari kepompong dan kemudian menjadi kupu - kupu indah, fase kehidupan manusia juga mempunyai proses yang sama, dari sel telur yang dibuahi, sampai lahir menjadi bayi dan tumbuh dewasa. Banyak sekali fase kehidupan yang dilewati manusia. Waktu masih duduk di Taman Kanak - kanak rasanya ingin cepat masuk SD. Saya ingat sekali saya masuk TK 1 tahun lebih dulu dari murid - murid pada umumnya, akhirnya saya harus TK 3 tahun karena umur saya tidak cukup untuk masuk ke kelas 1 SD. Namun di tahun ke-3 saya, saya memaksa untuk mengenakan seragam SD bekas kakak saya. Sampai - sampai banyak tetangga yang nanya ke mama saya, anaknya udah masuk SD ya, Bu? Belum, masih TK, itu seragam kakak-nya dia pakai. Oops!
Waktu cepat berlalu dan akhirnya sampailah saya di Taiwan, saya melanjutkan studi SMA saya di Taiwan. Mengapa? Hmmmm, saya juga tidak terlalu jelas kalau ditanya seperti ini.
Selama SD dan SMP saya bersekolah di sekolah yang sama, dan begitu juga dengan kedua kakak saya. Lalu saya sudah berfikir bahwa saya juga pasti akan dimasukan ke SMA di sekolah itu juga. Tapi saya merasa bosan sekolah sekian tahun di sekolah yang sama.
Akhirnya waktu SMP 3 sewaktu dibagikan form pendaftaran untuk lanjut SMA saya tidak mengambilnya. Pokoknya saya tidak mau mendaftar di sekolah itu lagi. Sampai hari terakhir saya bilang ke mama saya, saya gak ambil form pendaftaran dan saya tidak mau disekolahkan di sekolah itu lagi.
Waktu itu kakak ke-2 saya berada di Taiwan untuk sekolah bahasa. Saya disuruh pilih mau ke Taiwan apa mau lanjut di sekolah yang sudah 9 tahun menemani saya. Saya tentu memilih sekolah ke Taiwan, padahal saya tidak tau bagaimana bentuk studi di sana.
Awalnya saya hanya berencana untuk sekolah bahasa dan tidak mau masuk SMA apalagi kuliah karena saya bilang saya malas sekolah lama - lama kalau sekolah bahasa kan cuman 2 tahun.
Teman kakak saya menelepon saya dari Taiwan (padahal saya tidak mengenal dia dan dia tidak mengenal saya) dia terus - terusan bilang supaya saya jangan sekolah di Taiwan karena katanya susah nantinya di Taiwan bla bla bla. Karena ucapan dia saya makin bertekad ke Taiwan. Akhirnya saya di daftarkan masuk SMA di Taiwan oleh orang tua saya.
Satu tahun sekolah bahasa dan tiga tahun SMA banyak mengubah hidup saya, mulai dari kemandirian dalam kehidupan sehari - hari dan juga cara bersosialita di tengah - tengah lingkungan asing tanpa orang tua dan keluarga. Satu minggu pertama saya nangis tiap malam dan minta pulang, setelah itu saya malah tidak mau pulang kampung. Buat yang school abroad pasti tau rasanya melewati fase ini.
Empat tahun berlalu dan saya akhirnya sudah tinggal menghitung sisa waktu saya sebagai murid SMA lagi. Fase kehidupan berikutnya ada di hadapan mata saya. Saya orang yang well-prepared dan anti akan spontanitas. Saya tidak suka tiba - tiba ada perubahan di dalam hidup saya tanpa saya rencanakan sebelumnya bahkan sampai hal kecil pun saya maunya direncanakan. Saya tidak suka tiba - tiba diajak pergi, setidaknya hari sebelumnya sudah direncanakan dahulu.
Tapi di dalam fase menuju masa kuliah ini saya belajar banyak hal.
Ketika teman - teman saya sudah mulai menjatuhkan pilihan mereka di universitas - universitas favorit mereka, saya masih kosong. Waktu itu saya masih belum tau akan melanjutkan studi dimana bahkan lokasi negaranya pun saya tidak tau.
Yang pasti saya tidak mau melanjutkan kuliah di Taiwan, karena kalau saya mau masuk univ di Taiwan, saya harus mengikuti ujian satu Taiwan dan ujian itu bergabung dengan murid asli Taiwan, bukan foreign aja, kalau misal tidak lolos saya harus masuk ke Qiao Da ( sebuah college persiapan bagi foreign student yang mau kuliah di Taiwan ). Jadi fix saya tidak mau di Taiwan.
Akhirnya saya mulai dari melihat - lihat Nanyang Singapore, dan nilai saya tidak cukup untuk masuk sana. *kalau tidak saya adalah junior Merry Riana :D
Lalu saya melanjutkan pilihan saya ke China, saya mau masuk jurusan advertising. Saya cari agent yang bisa membantu mengurus sekolah, akhirnya saya menemukan satu agent di Jakarta dan singkat cerita orang tua saya pergi ke sana untuk mendaftarkan saya.
Untuk kalian yang school abroad pasti tau, batas pendaftaran adalah bulan Februari akhir, karena masih panjang proses yang harus dijalani. Saya siap - siap meninggalkan Taiwan dan saya sudah tau kemana langkah saya selanjutnya.
Kelulusan SMA waktu itu jatuh di bulan 6 awal, sekitar bulan 3 awal kami sudah membayar uang muka ke agent yang akan mengurusi proses saya kuliah di China.
Di suatu hari, wali kelas saya bilang bahwa ada 4 murid di kelas kami yang bisa ikut 繁星計畫 yaitu program dari pemerintah dimana dengan mengajukan nilai SMA semester 1 - semester 5 tanpa mengikuti ujian masuk univ boleh mendaftarkan diri terlebih dahulu dibandingkan murid lain.
Dan saya adalah orang ke-4. Tiga orang di atas saya adalah murid Taiwan. Saya tidak pernah tau ada program ini, yang lebih peduli adalah teman kelas saya yang ternyata nama dia tidak ada dalam daftar nama tersebut.
Lalu saya cari tahu tentang program tersebut ternyata saya tidak perlu melakukan apa - apa karena nilai saya akan dikirimkan ke pihak yang bersangkutan dan yang perlu saya lakukan adalah cukup memilih univ dan fakultas yang saya suka dari daftar pilihan tersebut.
Yah boleh lah coba - coba siapa tau berhasil karena orang tua saya lebih menginginkan saya tetap di Taiwan.
Keesokan harinya pihak sekolah kembali mengumumkan bahwa ada kesalahitungan di pihak sekolah, jadi yang benar adalah hanya 3 orang yang boleh mengikuti program ini. Dan mereka salah menghitung bahwa ternyata saya adalah orang ke-3 bukan ke-4 jadi saya tetap boleh ikut.
Wow! Disini saya merasa amazed!
Setelah nilai saya dikirimkan dan keluar peringkat satu Taiwan, saya berada di peringkat sangat bawah, saya lupa angka pastinya yang pasti sangat bawah antara 7 dari bawah atau 6 dari bawah. Saya mulai giper tapi tidak apa - apa toh saya sudah mencoba. Lalu saya diperbolehkna mengisi 20 fakultas pilihan saya, saya mengisi 14 fakultas yang ada di Taipei dan sekitarnya.
Sembari menunggu hasil saya pun tetap fokus dengan univ di China yang saya pilih. Tiba - tiba agent yang mengurusi saya itu menelepon saya dari Jakarta dia menanyakan univ mana yang saya mau. Saya shock karena waktu itu sudah bulan 3 dan setau saya orang tua saya sudah pernah memberi tahu dia univ mana yang saya mau dan sudah membayar uang muka untuk biaya pendaftaran univ, dan ternyata belum di daftarkan padahal saya sudah membayar sejumlah uang.
Saat itu saya berfikir jangan - jangan saya harus tunggu satu tahun sampai bisa daftar univ lagi kalau sampai ini kelewatan.
Hari yang dinanti nantikan akhirnya tiba, saya menunggu pengumuman apakah saya masuk salah satu dari 14 fakultas yang saya pilih. Saya ingat sekali pengumuman itu dibuka jam 10 pagi, dari jam 9.30 saya terus - terusan refresh webpage nya yang tidak terlihat apa - apa sampai jam 10 baru webpage nya di buka.
Suasana layar komputer yang ikut dag dig dug saat itu, xoxo |
Dan saya masuk di pilihan ke-2 saya, saya orang ke 24 dari 25 orang yang dipilih fakultas itu. Dan saya mendapatkan half-scholarship selama 4 tahun masa sekolah. Jadi saya hanya perlu membayar sebagian dari uang sekolah pada umumnya dan tanpa harus membayar biaya tambahan apa - apa.
Susut punya susut mengapa saya bisa masuk menjadi orang ke-3, ternyata karena nilai semester 1-2 saya adalah yang tertinggi di kelas saya. Mungkin waktu itu saya masih rajin belajar dan mendapatkan nilai tinggi di sekolah padahal semakin mendekati kelulusan saya semakin malas belajar.
Seperti kata Steve Jobs di pidato terakhirnya di Stanford : You have to trust that the dots will somehow connect in your future. Percayalah bahwa kali ini adalah sedikit kerajinan saya di awal semester yang membawa saya ke tahap besar perjalanan hidup saya ini.
Akhirnya saya memulai kehidupan baru saya di Taiwan sebagai anak kuliahan. Dan saya mendapati saya banyak belajar hal - hal baru yang sebelumnya saya tidak pernah bayangkan akan terjadi jika saya tinggal di Taiwan.
Sebelumnya jika saya ingin sekali kuliah jurusan advertising, tapi saya masuk di jurusan International Business, dan akhirnya saya mengambil minor di jurusan design tanpa perlu tambahan biaya. Saya juga jadi banyak menemukan hal baru sewaktu ada freelance pekerjaan yang sebelumnya saya tidak tau bahwa bisa menemukan hal - hal semacam ini.
"He has made everything beautiful in his time." Ini kalimat yang membawa saya sampai hari ini selama melewati perjalanan univ. Tidak selalu mulus pasti ada jatuh bangun. Tapi justru saya merasa bahwa inilah sebenarnya kehidupan yang cocok untuk saya ketimbang pilihan saya sebelumnya. Karena disini lah saya diperlengkapi untuk siap melaju ke fase berikutnya.
Buat saya, saya percaya rencana Tuhan lebih dari rencana manusia, dan rencana Tuhan adalah sesuatu hal yang kelihatan mustahil tapi benar - benar nyata. Saya yakin agama apapun kalian pasti tau bahwa Tuhan itu yang membuat semua rencana hidup kalian sampai sekarang dan seterusnya.
Cuman terkadang kita selalu kepingin sesuatu itu terlihat jelas dari jauh - jauh, siapa sih yang tidak mau bisa menatap bagaimana hari - hari kedepan-nya berjalan? Makanya disitulah orang - orang beranjak ke peramal, dimana konon katanya kita bisa melihat kehidupan kita yang mendatang.
Saya sendiri tidak percaya dengan peramal, ada seorang peramal yang entah darimana asal usulnya pernah bilang ke mama saya bahwa saya tidak akan pernah sekolah ke luar negeri sampai kuliah, dan kalaupun saya sampai ke luar negeri saya akan jadi murid yang gagal.
Tapi saya berterimakasih sama peramal itu, karena kalimat dia-lah yang membuat saya lebih bertekad untuk menjadi orang yang lebih baik dan membuktikan bahwa peramal bukanlah Tuhan yang tahu masa depan saya. :)
Dan bicara soal saya batal ke China, agent tersebut juga tidak return biaya apa - apa yang sudah di bayarkan dan saya baru tau ternyata agent ini adalah agent yang terkenal dengan masalahnya. Kenapa saya waktu itu yakin dengan agent ini? Karena saya liat rating dia di google paling tinggi, ternyata dia beli rating. Initialnya EM. Jadi berhati - hatilah saat memilih agent, selama ini orang yang saya kenal sudah ada 2-3 orang yang juga tertipu dengan agent berikut. Waktu itu saya rugi sekitar 10 juta, dan sudah diikhlaskan karena biaya pendaftaran kuliah di Taiwan saya adalah 0. Anggap saja saya bayar uang pendaftaran Taiwan. Anggaplah dijadikan pelajaran dan juga contoh untuk teman - teman lain jangan sampai tertipu dengan agent tersebut.
Dan tujuan saya men-sharing kan cerita saya adalah
Karena saya tau dan saya mengalami sendiri bagaimana rasanya di saat kita sedang mengalami masa transisi dari satu fase ke fase berikutnya. Waktu saya masuk sekolah, status saya dituliskan murid Taiwan, waktu saya tanya mereka bilang karena sebelumnya tidak ada foreign student yang masuk dengan program ini. Dan saya yakin kalau saja saya lihat dari catatan rekor dan nilai saya yang terhitung dari belakang saya tidak akan percaya kalau saya bisa masuk univ dengan program ini.
Seperti hal-nya orang - orang yang sedang mendaftarkan diri mereka ke univ pilihan dan tidak percaya diri karena melihat catatan record anak - anak lain. Namun, jangan lupa kalau manusia itu suka dikasih yang surprise, dan Tuhan tau itu, jadi buat saya Tuhan itu sweet karena suka kasih surprise yang tidak terkirakan, bahkan setiap paginya disaat saya buka mata saya selalu menantikan surprise yang akan terjadi hari ini.
Saya merasa saya orang yang lucky mendapatkan pengalaman seperti ini. Tapi semakin banyak orang yang mendengar cerita saya mereka bilang saya bukan lucky, ini adalah suatu rencana Tuhan yang harus saya lakukan baik - baik dengan penuh tanggung jawab. Jadi, pesan terakhir saya di post ini buat kalian yang sudah mendapatkan hadiah besar nantinya, jangan lupa untuk menjalankan rencana itu dengan penuh tanggung jawab.
Karena kalau rencana kecilnya saja tidak bisa dibereskan dengan baik, mungkin saja anda masuk ke dalam daftar orang yang yang tidak memenuhi kriteria untuk diberikan amanat yang lebih indah lagi :)