Sunday, May 18, 2025

316km Road Trip di Sulawesi Selatan - Kota Kelahiran Jusuf Kalla & Habibie | Makassar, Parepare, Pinrang, Enrekang

Unlocked Pulau Sulawesi! 

Dulu gak pernah kepikiran kalau bakal ke Sulawesi soalnya kayak belum touch-able aja untuk kesana sampai akhirnya bulan lalu abis dari Timur pengen deh unlocked pulau - pulau di Indonesia dan Sulawesi adalah salah satu pulau yang aku belum pernah apalagi kalau pulau besar udah pernah Jawa, Sumatera, Kalimantan nah kurang Sulawesi kan. 

Salah satu bucket list dari pas masih "kecil" kalau nonton TV tuh Toraja, kayak keren banget dan again berasa kayaknya ga segampang itu deh mau kesana tapi kali ini cepet banget dalam waktu 2 minggu kebuka aja jalannya dapet flight murah, pas libur, pas nemu trip juga. Emang kalo udah waktunya segala jalan terbuka ya eaaaa. 

Karena tujuan utama kali ini Toraja, jadi flight kali ini ke Sulawesi Selatan tepatnya Makassar atau yang dulu namanya Ujung Pandang. 

Awalnya kota ini namanya Makassar sejak zaman Kerajaan Gowa-Tallo. Tahun 1972 diganti namanya jadi Ujung Pandang, lalu tahun 1999 masyarakat mengusulkan namanya dibalikin jadi Makassar lagi karena lebih sesuai dengan nilai sejarah dan budaya yang ada, akhirnya di tahun yang sama diresmikan Presiden Habibi saat itu untuk kembali ke nama Makassar.  

Makassar merupakan kota terbesar ke-4 di Indo setelah : Jakarta, Surabaya, Medan. 

Flight dari Jakarta ke Makassar ada banyak sebenernya cuman karena waktuku terbatas dan buru - buru jadi aku pilih flight midnigh menjelang subuh yaitu jam 2 midnight haha. Lama flight-nya 2 jam 20 menit, return ticket Batik pas dapat 2,7juta udah bagasi & snack. Mayan murce kan. 

Kalau kalian notice sekarang Batik or Lion lagi gencar bikin penerbangan yang transit-nya di Makassar jadi kayaknya mau di-kenalin deh Makassar ini dan airport-nya lagi pembangunan juga walau masih setengah jalan ya, Bandara International Sultan Hasanudin. 

Well, ada apa di Sulawesi Selatan? Ternyata budaya dan cerita Makassar itu seru dan banyak banget. 

Kalau makanan mungkin udah pada gak asing karena ada juga di Jakarta resto Makassar yang jual seperti : coto makasar, nasgor merah, pisang ijo, dan minuman markisa. Kalau yang jarang terdengar di Jakarta seperti : ayam / bebek paleko (dimasak bumbu kuning kayak ayam lengkuas sebelum di goreng), sop saudara.

Sarapan indomie pun dikasih jeruk nipis, kayaknya di Sulsel hobi asem karena sambel di resto juga asem bukan pedes gurih or manis

Perjalanan Sulsel kali ini, dimulai dari Makasar melewati, Parepare, Pinrang, Enrekang, Makale, dan akhirnya sampai Rantepao karena destinasi utama-nya adalah Toraja. 

Gimana first impression ciri khasi Sulawesi? Sulit di describe dengan bahasa yang cantik karena belum kepikiran yang tepatnya tapi intinya Sulawesi itu kayak perpaduan air dan pepohonan. Kalau Timur kan gersang, Sumatera panas, kalau Sulawesi ada part “air” nya yang bikin berasa Sulawesi banget gitu vibesnya. 

Contoh-nya ini di Rammang Rammang yang konon dulu disini lautan lalu terjadi ledakan dalam laut yang menjadikan pegunungan karst (batu kapur) disekeliling-nya yang konon dalamnya masih ada air laut. Kalau kesini naik perahu-nya seru deh beneran kayak air dan pepohonan cucok dengan lagu Angin Mamiri hahaha. 

Baru tau Rammang Rammang pas kesini, tapi orang sekelilingku pada tau semua katanya terkenal. Kalau google sih agak kaya iklan RCTI oke yang di tengah sawah ada ibu nonton TV ya haha. Secara fasilitas menurutku udah proper sih ini. Kayaknya pembangunan tempat wisata alam di Sulsel udah lumayan di perhatiin. 



Air dari pohon nipa yang ada di kiri kanan jalur kapal 


Ada 4 suku di Sulsel :

  • Makassar, atau yang disebut Gowa karena terkenal dengan sejarah Kerajaan Gowa yang sangat berperan di Sulsel 
  • Bugis, yang pandai navigasi pinisi — melahirkan tokoh BJ Habibi & Jusuf Kalla 
  • Toraja, yang terkenal dengan Tanah Toraja — detailnya ada di postingan Toraja tentunya
  • Mandar, yang terkenal dengan ukiran kayu

Sepanjang perjalanan road trip dari Makassar ini banyak lewatin rumah panggung. Yap khas-nya adalah rumah panggung. Biasa bagian bawahnya itu untuk tempat hewan peliharaan atau kalau bawahnya lebih tinggi lagi bisa buat istirahat siang karena panas di atas kalau siang, jadi siang di bawah malam baru naik ke atas. 

Model atap di Sulsel kayak gini ada yang seperti silang di atas

Kalau untuk Suku Bugis, tumpukan atapnya ada artinya juga, tumpukan atap disebut timpalaja. Tumpukan 1 atau 2 merupakan kalangan biasa, tumpukan 3 keatas merupakan bangsawan. Kalau bukan silsilah bangsawan tapi bangun tumpukan 3 maka akan di tegur dan harus bongkar. Gimana biar jadi bangsawan? Konon dari marga, jadi bukan dari harta doi seberapa banyak. Kalau dari keluarga bangsawan biasanya di namanya ada “Andi” sebagai gelar bangsawan. Kalau marga bangsawan walau keadaan financial-nya gak kaya raya tetep dianggap bangsawan begitu juga sebaliknya kalau rakyat biasa tapi dia kaya raya tetep gak dianggap bangsawan, kecuali menikah dengan marga bangsawan. 

Untuk menikah juga di suku Bugis ada namanya panai. Panai itu uang yang diberikan ke keluarga perempuan menggantikan biaya membesarkan perempuan ini dari pihak laki - laki. Besarnya berapa tergantung tingkat pendidikan si perempuan dan apa yang bisa dibawa ke keluarga laki - laki. Sebenernya dulu panai cuman ada untuk kalangan bangsawan dan bukan di buka harga dari pihak perempuan tapi dari pihak laki - laki memberikan penghargaan tapi makin kesini jadi agak berubah. 

Jusuf Kalla juga bukan dari bangsawan, malah dari orang susah, dulu orang tua-nya pedagang di pasar lalu datang ke Makassar ikutan pas lagi boom jual beli mobil dan disana mulai naik dia. Jadi kalau ke sini jangan bingung kenapa Toyota namanya Toyota Hadji Kalla, yak itu adalah papanya Jusuf Kalla. 

Masuk ke Parepare yang merupakan kota kelahiran BJ Habibie, disini ada patung tinggi Habibi Ainun, ada rumah sakitnya juga. 




Oh iya disini juga ada pembangunan kereta yang merupakan project Jokowi dengan jalur Makassar - Parepare total 99km tapi sekarang baru jadi 60-an km. 

Dari sini kita akan lewatin pinggiran Selat Makassar yang sepanjang jalan sebelah kiri-nya laut indah terus suka ada masjid yang disebut masjid apung karena ada di pinggir laut cantik deh. 

Lanjut lagi setelah lewat Enrekang kita sampai di Gunung Nona. View dari rest-area-nya aja udah kayak background palsu pas mendekat makin uwaw lagi, lebih jelas pakai video, makanya sekarang lately suka share dalam bentuk video di igstory tapi sebenernya kalau liat asli dengan mata kepala sendiri lebih berasa uwaw-nya. Indahnya ciptaan Tuhan. 


Kenapa disebut Gunung Nona? Konon katanya bentuknya mirip alat kelamin wanita, tapi udah di liat dari sudut manapun gak ada miripnya sih menurutku, tapi anyway dia cantik banget kayak unlimited view gitu. 

Lanjut road trip di tengah - tengah gunung selama 3 jam kita sampai di Toraja akhirnya, lanjut di postingan selanjutnya tentang Toraja yeay

No comments:

Post a Comment

Leave comment down below :)